Eits, jangan buru-buru kepikiran untuk ajukan pinjaman dana kalau merasa gaji kurang untuk menutup kebutuhan ini dan itu. Sebab, bisa jadi ada dua kemungkinan, kamu punya gaji yang kecil dan kebutuhan yang membludak atau kamu sebenarnya punya gaji besar tapi tetap terasa kurang karena ‘memelihara’ berbagai kebiasaan buruk.
Untuk kemungkinan pertama, solusi terbaiknya adalah mencari pekerjaan atau bisnis sampingan untuk tambah-tambah penghasilan. Misalnya, jadi dropshipper dari sebuah produk yang sedang populer di pasaran atau mencoba peruntungan di bisnis pulsa PPOB yang meski cuan-nya sedikit, namun kalau ditekuni bisa juga jadi bukit!
Sementara untuk kemungkinan yang kedua, solusi utamanya tentu introspeksi diri lebih dulu, kira-kira, kebiasaan buruk apa saja ya yang bikin gaji kamu yang sudah besar tetap terasa kurang untuk menutup berbagai kebutuhan? Simak ulasannya berikut.
Punya tanggungan lebih dari satu pinjaman dana
Berbagai tawaran pinjaman dana dari yang konvensional hingga berbasis online seperti Kredivo saat ini datang silih berganti dan bisa dengan mudah ditemukan di mana saja. Jenisnya pun beragam, ada pinjaman untuk dp rumah, pendidikan, biaya pernikahan, bisnis, dan masih banyak lagi. Coba cek kembali anggaran keuanganmu, ada berapa tanggungan pinjaman yang kamu miliki? Dan berapa besar persentase dari penghasilan kamu saat ini yang dialokasikan untuk membayar angsuran pinjaman?
Apabila persentasenya sudah memakan lebih dari 30% penghasilan, misal sudah mencapai 50%, maka tidak heran kalau gaji kamu berasa numpang lewat aja setiap bulannya. Sebab, salah satu kondisi keuangan yang ideal dan sehat menurut beberapa ahli finansial adalah total utang yang dimiliki tidak lebih dari 30% jumlah penghasilan per bulannya. Dengan kata lain, kalau misalnya gaji kamu Rp 8 juta, maka angka maksimal yang bisa dialokasikan untuk angsuran utang hanya sebesar Rp 2,4 juta.
Oleh karena itu, apabila kamu berniat untuk ajukan pinjaman dana baik ke bank ataupun ke lembaga multifinansial berbasis online yang aman dan sudah terdaftar di OJK seperti Kredivo, pastikan dulu bahwa tujuannya jelas dan penting. Usahakan juga untuk tidak mengambil atau apply pinjaman dana lain jika pinjaman sebelumnya belum lunas. Selain itu, pilih lembaga pinjaman yang punya suku bunga rendah supaya angsuran bulanannya ringan.
Dengan Kredivo misalnya, suku bunga untuk pinjaman dana hanya 2,95% aja per bulannya dengan tenor mulai 30 hari, 3 bulan, dan maksimal hingga 6 bulan. Sementara jumlah pinjaman yang bisa diajukan minimal sebesar Rp500.000 untuk pinjaman mini dan Rp 1 juta ke atas untuk pinjaman jumbo. Khusus akun Premium, limit yang diberikan Kredivo bisa mencapai hingga Rp 30 juta. Kamu bisa daftar akun Kredivo sekarang dengan cara download aplikasinya di Google Play Store atau App Store.
Hanya membayar minimum tagihan kartu kredit
Meski menjadi salah satu kebijakan yang diberikan bank, namun hanya membayar minimum tagihan kartu kredit bisa membuat kamu jadi ketagihan hingga akhirnya tagihan beserta bunganya menumpuk di bulan-bulan berikutnya lho. Sebelum telanjur, bagi kamu yang sudah melakukan hal ini, yuk disetop dari sekarang dan mulai lunasi total tagihan yang tersisa. Supaya di bulan depan, hidup jadi lebih teratur dan bebas dari utang kartu kredit.
Menyepelekan asuransi kesehatan
Di saat sehat, tentu manfaat dari asuransi kesehatan nampak seperti ilusi sementara tiap bulannya kamu wajib rutin membayar premi sesuai yang disepakati di awal. Tapi, di saat sakit, terlebih lagi yang membutuhkan perawatan khusus, asuransi kesehatan bisa dibilang adalah salah satu penyelamat kamu dari mahalnya biaya rumah sakit, lho. Menyepelekan atau bahkan tidak memasukkan asuransi kesehatan sebagai hal wajib dalam anggaran keuangan bisa jadi bencana besar bagi kondisi finansial di kemudian hari. Anggap saja asuransi adalah bentuk tabungan kamu bagi kesehatan di masa depan. Dewasa ini, untuk kesehatan, minimal kamu wajib punya BPJS Kesehatan yang aktif. Kalau mau lebih aman lagi, kamu perlu punya juga satu asuransi kesehatan dari swasta.
Menunda servis kendaraan
Idealnya, kendaraan pribadi yang digunakan untuk aktivitas sehari-hari perlu diservis rutin satu kali dalam sebulan. Tapi, kadang-kadang saking sibuknya beraktivitas, servis rutin jadi sering di-skip dan dirapel jadi dua bulan atau tiga bulan sekali. Atau, karena merasa kendaraan tersebut masih “enak” dipakai dan belum ada keluhan, jadi terus-menerus dipakai sampai kelewatan tiga bulan lebih nggak diservis. Ujung-ujungnya, karena kebiasaan tersebut, ketika diservis akan memakan biaya yang lebih banyak dari biaya servis rutin bulanan karena kendaraan jadi lebih kotor dan punya kerusakan yang banyak tanpa disadari. Mungkinkah kamu salah satunya?
Rajin mengejar diskon
Pada dasarnya, promo diskon bagaikan pisau bermata dua, di satu sisi dapat menjadi cara efektif untuk berhemat di momen tertentu, misal saat tanggal tua, sekaligus bisa juga jadi bumerang yang bikin orang jadi lebih boros. Contohnya saja promo gencar yang dilakukan berbagai e-wallet populer di Indonesia. Tipe promo yang dijalankan rata-rata berupa cashback yang mendorong konsumen untuk transaksi lebih dan lebih agar mendapat sejumlah cashback ke akun e-wallet-nya. Ini kemungkinan besar juga memengaruhi gaya belanja dan transaksi banyak orang. Yang harusnya misal pengeluarannya hanya Rp30.000 untuk sekali makan, jadi harus mengeluarkan uang Rp50.000 demi mengejar syarat dan ketentuan cashback. Setelah itu, karena sudah ada cashback di akun e-wallet, kamu tentu akan tergiur untuk transaksi lagi dan top up lebih banyak. Boleh aja memanfaatkan promo yang ada, tapi jangan lupa difilter juga sesuai anggaran keuangan ya.
Comment