Seperti organ tubuh yang lain, vagina terdiri atas beberapa bagian yang saling berhubungan. Vagina sejatinya merupakan organ berbentuk memanjang seperti tabung dengan area yang dapat mengembang atau elastis. Bagian pangkal organ intim perempuan ini berbatasan dengan bibir rahim. Adapun bagian luarnya kerap disebut sebagai lubang vagina.
Nah, yang seringkali disebut bentuk miss V jengger ayam sebenarnya mengarah pada area vulva. Di area vulva, yang paling sering disebut ada klitoris, labia minora, dan labia mayora. Bentuk vulva sendiri ada bermacam-macam.
Bentuk miss V jengger ayam, apakah normal?
Apakah bentuk vagina jengger ayam tersebut normal? Sebagaimana disebutkan sebelumnya, ada bermacam-macam bentuk miss V alias vulva yang merupakan bagian luar dari organ reproduksi perempuan. Bentuk yang digambarkan tersebut bisa saja menjadi satu dari banyaknya tampilan vulva yang berbeda.
Jika dilihat dari segi medis, kondisi tersebut disebut sebagai hipertrofi labia minora. Singkatnya, istilah tersebut merujuk pada labia minora yang tumbuh lebih panjang dan lebar. Dilansir Medical News Today, hipertrofi labia minora tidak berbahaya dan tidak berdampak pada kesehatan seksual. Selain itu, tampilan vulva yang demikian juga tidak berarti perempuan tersebut memiliki kondisi medis tertentu.
Sumber yang sama menyebutkan bahwa tidak ada alasan yang jelas yang mendasari kondisi tersebut. Ahli menyatakan bahwa ada kemungkinan yang berkaitan dengan pertumbuhan dan fluktuasi hormonal. Kasusnya serupa dengan payudara besar sebelah.
Sebagian besar perempuan dengan hipertrofi labia minora tidak mengalami gejala atau efek samping apa pun. Meski demikian, area vulva mungkin berpotensi mengalami iritasi lebih sering akibat gesekan. Hal tersebut menuntut kaum hawa harus menjaga kebersihan organ intimnya lebih intens karena adanya lipatan.
Penyebab bentuk Miss V seperti jengger ayam
Ada beberapa penyebab Miss V berbentuk seperti jengger ayam, seperti;
- Genetik
Perlu diketahui bahwa bentuk dan ukuran labia sebagian besar ditentukan oleh faktor genetik. Setiap wanita memiliki anatomi yang unik yang diwariskan dari orangtua mereka.
- Pubertas
Selama masa pubertas, fluktuasi hormon dapat menyebabkan pertumbuhan dan perubahan vagina, terutama pada labia.
Labia minora (bibir vagina bagian dalam) dapat tumbuh lebih panjang dan memiliki lipatan yang lebih banyak.
- Kelahiran dan kehamilan
Proses kehamilan dan melahirkan dapat menyebabkan perubahan pada labia. Yang mana, peregangan dan tekanan selama kehamilan dan persalinan bisa memengaruhi bentuk dan ukuran labia.
- Aging (penuaan)
Kadar hormon estrogen dalam tubuh wanita menurun, seiring bertambahnya usia, terutama setelah menopause.
Estrogen adalah hormon yang membantu menjaga elastisitas dan kelembapan kulit.
Penurunan kadar estrogen dapat menyebabkan kulit di sekitar area genital menjadi lebih tipis dan kurang elastis, sehingga labia mungkin tampak lebih menonjol atau berlipat-lipat.
- Berat badan dan bentuk tubuh
Sama seperti bagian tubuh lainnya, labia juga memiliki variasi normal. Tidak ada ukuran atau bentuk yang benar-benar standar untuk labia.
Perubahan berat badan dan komposisi tubuh juga dapat memengaruhi penampilan labia.
Sebab, peningkatan atau penurunan lemak tubuh di sekitar area genital bisa memengaruhi tampilan labia.
- Kebiasaan
Ada beberapa kebiasaan seperti sering memakai pakaian ketat bisa memengaruhi bentuk labia, tetapi ini jarang menjadi penyebab utama.
Gesekan yang berulang-ulang dapat menyebabkan perubahan pada jaringan labia.
Oleh karena itu, aktivitas seperti berkuda, bersepeda atau kegiatan lain yang melibatkan tekanan atau gesekan pada area genital juga dapat memengaruhi bentuk labia.
- Cedera fisik
Trauma atau cedera fisik langsung pada area genital, baik akibat kecelakaan, olahraga, atau kekerasan, juga dapat menyebabkan perubahan bentuk labia.
Cedera dapat mengakibatkan pembengkakan, peradangan, atau jaringan parut yang mengubah penampilan labia.